NATIONAL

BNPB: Masyarakat Harus Waspada Bencana Longsor dan Banjir

Jumat, 9 Februari 2018

Indonesiaplus.id – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, musim hujan yang akan berlangsung hingga Maret berpotensi terjadinya longsor, banjir serta puting beliung dan masyarakat diinta tetap waspada.

“Ada potensi bencana banjir, longsor dan puting beliung juga akan meningkat,” ujar Sutopo, Kamis (8/2/2018).

Awal tahun ini, kata Sutopo, telah terjadi 275 bencana yang menyebabkan 30 orang tewas dan hilang, 66 jiwa luka, 153.183 menderita dan mengungsi. Juga, bencana menyebabkan 10.254 unit rumah rusak, yaitu 1.315 unit rusak berat, 2.801 unit rusak sedang, 6.138 unit rusak ringan, serta 92 bangunan fasilitas umum rusak.

“Longsor adalah bencana paling banyak menimbulkan korban tewas. Sejak Januari hingga 7 Februari ada 19 orang tewas akibat longsor, sedangkan puting beliung 5 orang, banjir 3 orang, kombinasi banjir dan longsor 2 orang dan gempa 1 orang,” katanya.

Potensi longsor di Pulau Jawa meluas, yaitu di daerah-daerah yang memiliki topografi pegunungan, perbukitan dan di lereng-lereng tebing yang banyak permukiman. Wilayah ini memanjang di Jawa bagian tengah hingga selatan.

Dari peta potensi longsor pada Februari 2018, wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur adalah daerah yang memiliki potensi paling banyak dari ancaman longsor.

“Untuk daerah rawan longsor tinggi di Jawa Barat meliputi Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Bandung Barat, Bandung Selatan, Purwakarta, Garut, Sumedang, Kuningan, dan Tasikmalaya,” ujar Sutopo.

Di Jawa Tengah terdapat di Kabupaten Banjarnegara, Cilacap, Purwokerto, Purworejo, Pekalongan, Temanggung, Semarang, Karanganyar, Tegal, Wonogiri, Magelang, Purbalingga dan Boyolali. Di Jawa Timur, kata Sutopo, terutama di Kabupaten Ponorogo, Trenggalek, Malang, Pacitan, Mojokerto, Jember, Banyuwangi dan lainnya.

Masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaannya, kenali lingkungan dengan tanda-tanda akan terjadinya longsor seperti adanya retakan tanah, amblesan tanah, keluarnya mata air pada lereng, air sumur dan mata air tiba-tiba keruh, pohon dan tiang listrik miring, tembok bangunan dan pondasi tiba-tiba retak dan lainnya.

“Juga, perlu memeriksa adanya retakan tanah di bukit yang merupakan cikal bakal dari terjadi longsor. Saat hujan lebat waspadalah, jika perlu mengungsi sesaat ke tempat aman,” tandasnya.[Sap]

Related Articles

Back to top button