Presiden Diminta Keluarga Wiji Thukul Nonton Film “Istirahatlah Kata-Kata”
Minggu, 8 Januari 2017
Indonesiaplus.id – Presiden Joko Widodo diminta keluarga dan kerabat penyair Wiji Thukul untuk menonton film “Istirahatlah Kata-Kata” yang akan diputar di delapan kota Indonesia mulali 19 Januari 2017.
Film besutan sutradara Yosep Anggi Noen ini, bercerita tentang masa-masa pelarian Wiji Thukul dari kejaran pemerintah Orde Baru hingga kemudian dikabarkan hilang tanpa jejak pada 1998.
Permintaan keluarga agar film ditonton presiden bukan tanpa alasan. Ingin, negara kembali tergerak menyelesaikan kasus hilangnya sejumlah aktivis pada senjakala Orde Baru pada tahun 1998. Karena selain Thukul, masih banyak nama aktivis lain yang hingga kini tak jelas kabar beritanya.
“Diputarnya film ini, orang akan kembali bertanya, siapa Widji Tukhul? Ada apa dengan dia? Kalau masyarakat banyak bertanya, negara akan gelisah,” ujar Wahyu Susilo sebagai pembicara yang juga adik Thukul dalam konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta, Minggu (8/1/2017).
Selain itu, harapan dengan menontonnya presiden bukan harapan yang mengada-ada. Bagi Jokowi, sosok Wiji Thukul bukanlah sosok yang asing. Wahyu Susilo, mengaku mantan Gubernur DKI Jakarta itu adalah pengagum Widji Tukhul. Puisi favoritnya adalah “Peringatan”
“Saat menjadi Wali Kota Solo, Jokowi juga menjadi pejabat pertama yang mendatangi istri Wiji Thukul, yaitu Sipon,” tandas Wahyu.
Juga, Jokowi saat menjabat sebagai Walikota Solo memfasilitasi acara pembacaan puisi untuk mengenang Wiji Thukul. Dia berharap dengan hadirnya Presiden untuk menonton film tersebut, menjadi pengingat bagi pemerintah untuk menyelesaikan kasus HAM lainnya.
“Kita bikin barisan pengingat. Sebar puisinya, bikin mural untuk mengingatkan kita masih punya utang sejarah,” katanya.
Anak pertama Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani berharap pemerintah dapat mengungkap keberadaan ayahnya. Meskipun ia tahu pemerintah juga tak akan mudah mengungkap kasus ini.
“Saya percaya Jokowi orang baik. Saya bukan sekali dua kali bertemu beliau. Tetapi kita juga menyadari banyak orang di belakang Jokowi yang menyulitkan proses itu. Kami masih berharap ada penyelesaian tentang itu,” ujar Wani.
Konferensi pers dihadiri sejumlah rekan Thukul, seperti Nezar Patria, Mugiyanto Sipin, Rahardjo Waluyo Djati, dan Wilson Obrigados, termasuk Yosep Anggi Noen.
Memang, “Istirahatlah Kata-Kata” bukanlah film baru. Sebelumnya, pernah tayang pada Oktober 2016 di sejumlah festival luar negeri sebelum akhirnya diputar di Indonesia Januari 2017 ini. Selama diputar di berbagai festival, film ini mendapat sejumlah penghargaan baik dari dalam dan luar negeri.[Mor]