GLOBAL

Menang Pemilu 48 Persen, Koalisi Xanana Tumbangkan Fretilin

Senin, 14 Mei 2018

Indonesiaplus.id – Usai penghitungan sementara sebanyak 97 persen suara yang masuk hasil pemilu pada Sabtu (12/5/2018), Aliansi Mayoritas Parlemen (AMP) meraup 48 persen.

Tak pelak, koalisi partai oposisi pimpinan mantan Presiden Xanana Gusmao, bersiap memerintah di Timor-Leste.

Hasil yang dirilis Minggu (13/5/2018) itu mengindikasikan AMP -koalisi beranggotakan Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Rakyat Timor (CNRT) pimpinan Xanana, Partai Pembebasan Rakyat (PLP), serta partai Khunto dengan basis massa kaum muda- telah menguasai posisi mayoritas dengan 34 dari total 65 kursi majelis legislatif.

Fretilin pimpinan mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri, yang menang tipis pada pemilu Juli lalu, meraup sekitar 36 persen suara (23 kursi). Kegagalan meraup suara mayoritas di parlemen pada pemilu tahun lalu membuat program pemerintahan Alkatiri terpasung.

Hampir setiap pengajuan anggaran program dimentahkan oleh kekuatan mayoritas oposisi di parlemen yang dimotori CNRT.

Sehingga pada Januari tahun ini, parlemen dibekukan dan digelar lagi pemilu kedua dalam kurun kurang dari setahun di negara berpenduduk sekitar 1,2 juta jiwa ini.

Kampanye pemilu tahun ini diwarnai beberapa aksi kekerasan dan saling hujat, tapi tidak sampai menjurus kerusuhan. Akhir pekan lalu massa Fretilin dan pendukung oposisi bentrok. Puluhan orang terluka.

‘’Hasil ini seharusnya mampu mengembalikan stabilitas politik di Timor-Leste serta memberikan Xanana Gusmao waktu untuk menimbang kembali mencari pemimpin pengganti dari generasi berikutnya karena banyak waktu telah terbuang,” ujar Damien Kingsbury, Koordinator Misi Pemantauan Australia untuk Pemilu Timor-Leste.

Pada sisi kebijakan ekonomi, kata Kingsbury, bahwa bisnis akan berjalan seperti biasa, tapi tantangan pemerintahan berikutnya tetap berat. Di antaranya pemerintah harus mampu menjawab secara cepat atas penyusutan cadangan minyak dan gas.

Sebab, selama ini pemerintah mengandalkan hasil minyak dan gas untuk mengongkosi sebagian besar pendanaan, tetapi pendapatan dari sektor tersebut terus merosot. Timor-Leste belum cukup memiliki sektor-sektor ekonomi produktif sebagai penopang.

Berdasarkan data Bank Dunia, sekitar 60 persen populasi Timor-Leste berusia di bawah 25 tahun. Sementara, sekitar 40 persen dari total populasi hidup dalam kemiskinan.

Para analis berpendapat, penyediaan lapangan pekerjaan bagi kaum muda serta mengerem belanja untuk publik -khususnya pada proyek-proyek infrastruktur besar- akan menjadi tugas-tugas utama pemerintahan baru Timor-Leste.[Fat]

Related Articles

Back to top button