Komisi X DPR: Film Salah Satu Media Kenalkan Pendidikan Karakter Bangsa

Minggu, 13 Mei 2018
Indonesiaplus.id – Pendidikan karakter budaya Indonesia bisa dikenalkan salah satunya melalui media film.
Sebab, Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan alam dan khazanah budaya, sehingga melalui film ini berbagai budaya di negeri ini bisa diangkat dan dikenal dunia.
“Saya dorong ke Kemendikbud menyampaikan budaya melalui film. Tinggal dikemas agar film Indonesia dicintai warganya,” ujar anggota Komisi X DPR RI, Ferdiansyah usai diskusi pendidikan berkarakter melalui nonton film Kartini di Alun-alun Leles, Garut, Sabtu (12/5/2018).
DPR kini mengarahkan agar para sineas lokal dan luar negeri untuk syuting menggunakan lokasi di Indonesia. Hal itu agar menjadi daya tarik wisata karena telah dikenalkan dalam film.
“Saat ini sudah banyak film internasional syuting di Indonesia. Harus diikuti simultan dan didukung semua pihak. Ke depan, bisa lebih menggeliatkan perfilman dalam negeri,” katanya.
Anggota DPR RI dari Dapil Garut, Tasik dan Kota Tasik itu menandaskan, selain kepada para sineas, juga meminta setiap Pemda untuk menyediakan fasilitas untuk menonton film. Saat ini, baru ada 1.750 layar lebar di seluruh Indonesia.
“Memang tidak perlu yang bagus dulu. Bisa dimulai dari bioskop misbar (gerimis bubar). Enggak apa-apa kayak zaman dulu. Tapi warga punya fasilitas untuk menonton film,” tandasnya.
Pemerintah pusat, bisa memberikan distribusi film yang layak untuk ditonton. Dari film, karakter bangsa juga bisa dibangun.
“Melalui audio visual lebih cepat dicerna, sehingga membudayakan ke masyarakat dan kami bersama Kemendikbud sering melakukan pemutaran film di berbagai daerah,” terangnya.
Kepala Pusat Pengembangan Perfilman Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Maman Wijaya mengatakan, bahwa adanya kegiatan nonton Film Indonesia agar masyarakat lebih mencintai film-film Indonesia serta meningkatkan pengetahuan melalui media film.
“Kita berharap masyarakat mencintai film Indonesia, salah satunya dengan Nobar ini. Selain itu, untuk meningkatkan rasa cinta terhadap budaya sendiri, serta masyarakat bisa mengkritisi film tersebut, ” pungkasnya.[Wo]