Jelang Pilpres, AS Diserang Siber terkait Pilpres
Indonesiaplus.id – Pemerintah Amerika Serikat secara resmi menuduh Rusia melakukan peretasan terhadap laman salah satu partai politik selama kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres).
Tuduhan tersebut menyebutkan bahwa para peretas yang menyerang situs Partai Demokrat mendapat dukungan dari Pemerintah Rusia.
“Kami yakin berdasarkan cakupan dan sensitivitas upaya-upaya ini, hanya para pejabat paling senior Rusia yang bisa memerintahkan aktivitas-aktivitas seperti ini,” tulis pernyataan Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Kantor Direktur Intelijen Nasional, Jumat (7/10/2016).
Tapi mereka tidak menyalahkan Pemerintah Rusia pada percobaan peretasan terhadap sistem Pemilu AS, meski menyebutkan pula upaya pemindaian dan pemeriksaan terhadap sistem tersebut dalam banyak kasus berasal dari server-server yang dioperasikan oleh sebuah perusahaan Rusia.
“Pencurian dan pengungkapan (data) ini dimaksudkan untuk mencampuri proses Pemilu AS. Namun, sekarang ini kami tidak dalam posisi untuk mengaitkan aktivitas ini dengan Pemerintah Rusia, “ujar pernyataan tersebut.
Pada Juli 2016, ribuan surat elektronik (surel) para staf Partai Demokrat bocor sehari sebelum konvensi nasional digelar untuk menetapkan Hillary Clinton sebagai calon Presiden.
Insiden tersebut membuat Ketua Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) Debbie Wasserman Schultz mengundurkan diri, karena sebagian surel mengungkap dia dan stafnya lebih memihak Clinton daripada calon lainnya, Bernie Sanders.
Bahkan, Manajer kampanye Clinton, Robby Mook, menuduh adanya konspirasi antara Rusia dan Donald Trump, calon Presiden dari Partai Republik.
“Para pakar menyampaikan ke kami bahwa aktor-aktor negara Rusia menerobos ke DNC, mencuri email-email itu dan membocorkannya dengan maksud membantu Donald Trump,” tandas Mook. (Hmd)