China Uji Coba Rudal Hipersonik, Rusia Tanggapi Santai

Indonesiaplus.id – China baru saja melakukan uji coba rudal hipersonik yang memicu kekhawatiran Barat, tetapi sebagai mitra dekat Beijing, Rusia tidak ada alasan khawatir.
Demikian dikatakan juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, menanggapi laporan China telah melakukan uji coba rudal hipersonik.
Menurut Peskov bahwa Moskow tidak perlu khawatir atas laporan terbaru soal senjata nuklir canggih yang telah ditembakkan oleh China pada Agustus lalu.
Lebih lanjut ditanya apakah pejabat Rusia melihat perkembangan seperti itu sebagai ancaman, pejabat Kremlin itu mengatakan: “Tidak, itu tidak terlihat seperti itu. Kami memiliki hubungan sekutu dengan China,” lanjut Peskov.
“China sedang mengembangkan angkatan bersenjata dan sistem senjatanya, tetapi tidak melampaui kerangka kerja setiap perjanjian internasional,” imbuhnya, dikutip dari Russia Today, Rabu (20/10/2021).
Pekan lalu, Financial Times melaporkan peluncuran roket hipersonik yang dilakukan oleh China telah membuat intelijen Amerika Serikat (AS) terkejut.
Menurut laporan Rudal itu masuk ke orbit dan mengelilingi dunia sebelum mendarat beberapa mil jauhnya dari target yang dimaksudkan. Meskipun demikian, laporan itu mengklaim, analis Pentagon terkejut dengan seberapa maju sistem senjata China.
“Teknologi hipersonik adalah sesuatu yang telah kami khawatirkan, aplikasi militer potensial, dan kami telah menahan diri dari mengejar,” ujar Robert Wood, duta besar Presiden Joe Biden untuk PBB, memperingatkan.
“Kami telah melihat Cina dan Rusia mengejar penggunaan yang sangat aktif, militerisasi teknologi ini, jadi kami hanya harus merespons dalam bentuk yang sama…kami hanya tidak tahu bagaimana kami dapat
mempertahankan teknologi itu, China juga tidak, begitu pun Rusia,” ia melanjutkan.
Secara formal, China menyangkal melakukan uji coba rudal hipersonik, mengatakan misi itu hanya menguji teknologi pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali.
Editorial anonim yang diterbitkan oleh corong Partai Komunis China, Global Times, mengatakan bahwa negara itu telah menghantam supremasi strategis AS, sementara menolak untuk mengkonfirmasi China telah mengembangkan senjata seperti itu.
“Tidak ada artinya untuk membahas kredibilitas laporan Financial Times. Tetapi penting untuk mencatat tren yang tak terbendung bahwa China mempersempit kesenjangan dengan AS dalam beberapa teknologi militer utama karena Cina terus mengembangkan kekuatan ekonomi dan teknologinya,” tulis artikel itu.
Pada awal bulan ini, Rusia mengumumkan berhasil menembakkan rudal hipersonik anti-kapal zircon dari kapal selam nuklir untuk pertama kalinya dalam sejarah . Mampu terbang sembilan kali kecepatan suara, pejabat
militer AS Charles A. Richard sebelumnya memperingatkan zirkon menimbulkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk pendeteksian dan intersep oleh sistem pertahanan roket konvensional.
Sebelumnya, Presiden Putin mengumumkan ketika datang ke senjata hipersonik, perlombaan senjata telah dimulai dan mengklaim Washington menembakkan pistol di awal dengan secara sepihak menarik diri dari perjanjian senjata nuklir dan mengembangkan sistem untuk menembak jatuh roket.
“Negara mereka sekarang membangun payung untuk melindungi dirinya sendiri. Anda harus memiliki sistem pertahanan rudal, atau senjata yang tidak dapat dihambat oleh pertahanan rudal,” tandas Putin.[mar]