ECONOMY

Riset NTT Sebut, Sektor Finansial dan Ritel Rentan Serangan Siber

Senin, 17 April 2017

Indonesiaplus.id – Saat ini, paling rentan terkena kejahatan siber (cyber crime) adalah finansial dan ritel (e-commerce) Demikian hasil penelitian NTT Group Security, perusahaan yang bergerak bidang keamanan siber, saat memublikasikan laporan tahunan mereka, belum lama ini.

Menurut CEO of Dimension Data Indonesia Hendra Lesmana, bahwa dalam Global Threat Intelligence Report 2016 yang dikeluarkan Dimension Data, sektor ritel menempati urutan teratas yang paling sering mengalami ancaman di dunia siber, dengan persentase 11% dari keseluruhan sektor, yang sebelumnya ditempati sektor keuangan pada 2015.

Dimension Data Indonesia ialah anak usaha dari NTT Group Security yang menangani keamanan siber di Indonesia. Dalam laporan yang dikeluarkan NTT Group yang berjudul NTT Security Threat Intellegence Report disebutkan, sebanyak 16 persen dari serangan yang terdeteksi menyerang sektor finansial dan 10 persen menyerang sektor ritel.

“Saat ini, kedua sektor itu tengah pesat perkembang­annya. Banyak masyarakat yang menggunakan fasilitas dari kedua sektor tersebut untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Apalagi ditambah dengan adanya keberadaan financial technology (fintech),” ujarnya.

Penyedia layanan atau jasa yang bergerak di sektor tersebut haruslah betul-betul update terhadap sistem keamanan mereka. Maka, langkah dasar untuk meng-antisipasi ialah membenahi arsitektur keamanan.

“Kita harus melihat dan menganalisis secara menyeluruh bagaimana arsitektur keamanan yang diterapkan penyedia layanan, di mana letak kerentanan kebocoran keamanan, dan sebagainya,” tandasnya.

Tahun ini, pihaknya melihat tren keamanan siber yang terjadi merupakan kelanjutan yang sudah pernah terjadi pada 2016. Berbagai sektor industri sedang memperkuat sistem keamanan siber mereka guna memantapkan diri sebagai pelaku bisnis digital.

Tentu saja, hal itu merupakan salah satu sorotan utama untuk mempercepat proses digitalisasi dalam sejumlah organisasi. Hendra mengatakan pihaknya meyakini, dengan meningkatnya cyber security, secara otomatis proses digitalisasi dan bisnis digital akan berlangsung semakin cepat.[Sal]

 

Related Articles

Back to top button