Jelang Ramadhan, BPS: Impor Buah Kurma Mulai Melonjak Tajam

Selasa, 17 April 2018
Indonesiaplus.id – Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa impor buah kurma meningkat pada Maret 2018.
Menurut Kepala BPS Suhariyanto kenaikan tersebut sebagai persiapan kebutuhan pada bulan Ramadhan dan Lebaran.
“Untuk impor kurma naik. Nilainya hanya US$ 17,8 juta, tapi ini mengalami kenaikan hingga 86 persen dibanding Februari,” ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (16/4/2018).
Dibandingkan tahun lalu, buah kurma kali ini mayoritas didatangkan dari Mesir. Tren kenaikan impor kurma rutin setiap tahun terutama saat bulan puasa, masyarakat berbondong-bondong membeli dan mengonsumsi buah kurma.
April tahun lalu, nilai impor kurma sempat menyentuh US$ 17,31 juta dengan total berat 8,63 juta kilogram. Impor kurma tahun lalu mayoritas berasal dari Tunisia. Sisanya didatangkan dari Uni Emirat Arab (UEA), Amerika Serikat (AS), Iran, dan negara lainnya.
Namun secara kumulatif, nilai impor pada Maret meningkat 2,13 persen menjadi US$ 14,49 miliar jika dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan terjadi baik di impor migas maupun nonmigas yang masing-masing tumbuh 1,24 persen dan 12,23 persen.
Golongan barang, peningkatan impor terbesar pada golongan mesin-mesin/pesawat mekanik dengan nilai US$ 286,9 juta, besi dan baja US$ 164,7 juta, buah-buahan US$ 46 juta, biji-bijian berminyak US$ 38 juta, dan perangkat optik US$ 35,7 juta.
Sedangkan dari sisi ekspor sepanjang Maret 2018 naik 10,24 persen menjadi US$ 15,58 miliar. Nilai ekspor yang lebih tinggi tersebut mendorong neraca perdagangan sepanjang bulan lalu surplus US$ 1,09 miliar.
Surplus itu terjadi setelah neraca perdagangan Indonesia kerap defisit kurun dalam tiga bulan berturut-turut (Desember 2017-Februari 2018).
Neraca perdagangan akumulasi sepanjang kuartal I-2018 surplus US$ 280 miliar. Mengutip data BPS, surplus tersebut yang terendah sejak 2015.
Terjadi surplus pada kuartal I-2015 sebesar US$ 2,32 miliar. Pada periode yang sama tahun 2016 surplus dagang US$ 1,76 miliar. Memasuki kuartal I-2017 surplus melonjak hingga US$ 4,08 miliar.[Sal]