Faisal: Indikator Keberhasilan, Jika Petani Tambah Sejahtera
Selasa, 14 Maret 2017
Indonesiaplus.id – Dibandingkan dengan tahun lalu indeks nilai tukar petani terus melemah. Sehingga, bisa dipastikan kesejahteraan petani terus menurun. Hal itu seiring dengan ketimpangan penguasaan lahan pertanian yang semakin sempit.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa data indeks nilai tukar petani (NTP) nasional pada Februari 2017 sebesar 100,33. Angka ini Iebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2016 sebesar 102,23 dan 102,19 pada 2015.
Bisa dihitung NTP rasio antara indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. Sektor pertanian adalah salah satu faktor terpenting dalam pembangunan. Swasembada pangan disebut indikator pembangunan pertanian utama.
Menurut pengamat ekonomi politik Faisal Basri, indikator keberhasilan bukan hanya bahan pangan tidak bergantung pada impor. Petani semakin sejahtera merupakan indikator yang sangat penting sebagai keberhasilan pembangunan pertanian.
Kesejahteraan petani akan menurunkan arus urbanisasi sehingga mengurangi beban kota-kota besar. Tingkat ketimpangan pendapatan masyarakat dan kemiskinan dapat dikurangi.
“Saat ini, kesejahteraan petani terseret. Kondisi turunnya kesejahteraan petani bisa diukur dengan menurunnya indeks nilai tukar petani,” ujar Faisal dalam Forum Diskusi Ekonomi Politik di kawasan Menteng, Jakarta, Selasa (14/3/2017).
Menurutnya, kesejahteraan petani sangat dipengaruhi oleh harga gabah kering. Kenaikan harga beras lebih cepat dari kenaikan harga gabah kering di tingkat petani. Sebaliknya, jika harga harga turun, penurunan paling tajam dialami petani.
“Ada faktor lain yang menggerus penurunan kesejahteraan petani, yaitu upah buruh tani dan ekspor pertanian terus merosot tidak sebanding dengan impor. Misalnya, tahun 2016 impor beras mencapai 1.283,2 ton,” ungkapnya.[Sal]