Bulog: 9.298 Unit RPK Diharapkan Bisa Stabilkan Harga Pangan

Rabu, 8 Februari 2017
Indonesiaplus.id – Saat ini, ada sekitar 9.298 unit Rumah Pangan Kita (RPK) di seluruh Indonesia. RPK memiliki penting dalam mestabilisasi harga pangan nasional.
“Jika sudah bicara stabilisasi harga itu kami memerlukan infrastruktur. Apa infrastrukturnya? Titik, tempat jualan,” ujar Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Bulog Imam Subowo di Gedung Bulog, Jakarta, Rabu (8/2/2017).
Untuk pembangunan titik RPK tersebut memerlukan biaya besar. Pihaknya bekerjasama dengan pihak ketiga, yaitu masyarakat kecil baik individu maupun komunitas.
Siapa saja bisa bergabung mendirikan RPK dengan syarat memiliki rumah atau tempat yang bisa dimanfaatkan. “Cuma ada batasan. Untuk kota besar, satu RW satu RPK biar tidak terlalu mepet,” ucapnya.
RPK pada dasarnya milik masyarakat, namun dibina oleh Bulog. Konsep RPK itu merupakan konsep dagang sehingga masyarakat yang membuka RPK dalam hal ini disebut Sahabat RPK harus mendapatkan keuntungan. “Memang untungnya tidak besar tapi harus untung,” katanya.
Perusahaan pelat merah itu, masih membuka kesempatan untuk masyarakat membuka RPK. Cukup dengan mengajukan diri di laman Bulog kemudian akan dsurvei oleh Bulog. Modal yang dibutuhkan pun hanya sebesar Rp 5 juta tanpa batasan pembelian produk Bulog di kemudian hari.
“Kemudian Bulog akan antar. Jadi barang akan dikirimkan ke tempatnya RPK,” katanya.
Tentu saja, tidak perlu khawatir jika produk tidak laku karena bisa ditukar. Harga produk yang dijual di RPK harus sesuai ketetapan dari Bulog. RPK menjual beberapa komoditas pangan utama, seperti beras, gula, minyak goreng dan terigu. Khusus di Jakarta, RPK mulai menjual daging, baik daging kerbau impor maupun daging sapi.
Penjualan daging masih terbatas di Jakarta karena memerlukan pendingin sebagai tempat penyimpanan. Ke depan, akan melakukan pengembangan untuk penjualan daging di RPK secara bertahap.
RPK merupakan kepanjangan tangan dari Bulog yang mampu menyentuh masyarakat karena berada pula di desa-desa. Namun, yang terpenting masyarakat beli pangan pokok mudah murah.
“RPK sudah berjalan setahun, namun diakui perkembangan besarnya baru terjadi akhir-akhir ini. Di Jakarta ada sekitar 300 unit RPK, sedangkan di Papua ada 110 RPK dengan 2 di Wamena, ” katanya.[Sap]