Indonesiaplus.id – Berdasarkan riset PT Asia Trade Point Futures, bahwa nilai tukar rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS.
Kondisi tersebut sebagai imbas kecenderungan pelaku pasar kembali berlindung di balik berbagai aset indung nilai seiring inversi menyusul imbal hasil obligasi tenor 10 tahun lebih rendah dibandingkan obligasi untuk tenor 2 tahun.
Sehingga, nilai tukar Rupiah diprediksi bergerak di kisaran level Rp14.320 per dolar AS hingga Rp14.220 per dolar AS.
“Juga, pelaku pasar merasa khawatir terhadap kinerja dagang Indonesia yang diprediksi bakal mengalami kontraksi,” dikuti dari PT Asia Trade Point Futures, Kamis (15/8/2019).
Periode Juli, neraca perdagangan diperkirakan defisit sebesar $384 juta dan kinerja ekspor secara tahunan diramal mengalami penurunan 11.59% dan kinerja impor turun 19.38%.
Sedangakn, perkiraan tersebut membuat investor memilih bermain aman dan bersikap hati-hati. Ada faktor lain yang akan menjadi perhatian para investor yaitu perkembangan dagang AS-China dan laporan data ekonomi AS, seperti data penjualan ritel dan aktivitas manufaktur.
Posisi Rupiah dihindari oleh investor pada perdagangan, Kamis (15/8/2019) seiring berkurangnya minat investor terhadap aset berisiko akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap resesi ekonomi AS.
Data Bloomberg, menyatakan, bahwa nilai tukar rupiah di pasar spot melemah 29 poin atau 0,2 persen ke level Rp14.274 per dolar AS pada akhir perdagangan kemarin.
Untuk indeks dolar AS melemah 0,031 poin atau 0,03 persen ke level 97,956 pada pukul 15.52 WIB.[sal]
