Kebijakan Mengatasi Kesenjangan dalam Ekonomi Indonesia

Kamis, 3 Januari 2019
Indonesiaplus.id – Saat ini, Indonesia memiliki potensi kerawanan yang sangat tinggi. Kondisi tersebut disebabkan belum terciptanya pemerataan pembangunan meski Indonesia sudah berumur 73 tahun sebagai sebuah bangsa yang merdeka.
“Demografi Indonesia didominasi masyarakat low class, ketimpangan kesejahteraan karena adanya gap antara yang kaya dengan yang miskin,” ujar Wakil Kepala Satgas Nusantara Polri Brigjen Pol Fadil Imran pada kuliah umum yang dilaksanakan di Aula Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA), Jakarta Timur, Kamis (3/1/2019).
Potensi kerawanan, Fadil, dapat dipengaruhi demokrasi yang dimanipulasi untuk kepentingan elite. Selain itu, juga dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal.
Menghadapi kemungkinan yang ada, perlu perbaikan dalam penguasaan ekonomi. Dia juga menilai pemuda dan mahasiswa harus bersatu menjadi garda terdepan dalam memberikan rasa aman, nyaman dan kesejukan di tengah masyarakat.
Untuk mengantisipasi kerawanan kamtibmas seperti konflik sosial, kejahatan narkotika, terorisme dan radikalisme. Juga kejahatan dimensi baru seperti cyber crime dan kejahatan yang meresahkan masyarakat seperti curas dan curanmor, judi, miras dan lain-lain.
Hal senada dikemukakan Sekjen Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK) Ryan Hidayat. Dia menilai pemuda dan mahasiswa harus memiliki sikap tegas demi stabilitas nasional, di tengah dinamika politik yang kerap memancing emosi masyarakat.
“Stabilitas itu keseimbangan. Ketika demokrasi tak seimbang, mahasiswa harus menjadi kolompok penyeimbang,” katanya.
Pada kuliah umum kali ini mengangkat tema “Memperteguh Semangat Kebangsaan Mahasiswa dalam Menjaga Kedamaian dan Kesejukan Kontestasi Pilpres 2019”. Diselenggarakan oleh BEM UHAMKA bekerja sama dengan DPP PGK.[sap]