ECONOMY

Usai Bertemu Perusahaan Jepang, Menaker: Mereka Butuh Peserta Pemagangan dan Tenaga Kerja RI

Indonesiaplus.id – Dunia usaha Jepang sangat membutuhkan para peserta pemagangan dan tenaga kerja dari Indonesia.

Kesimpulan tersebut usai Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah bertemu dengan perusahaan di Jepang yang menangani bidang pelatihan, pemagangan, penempatan pekerja Indonesia, dan layanan umum ketenagakerjaan.

“Mereka sangat membutuhkan peserta pemagangan dari Indonesia maupun membutuhkan pekerja skill dari Indonesia. (Jepang) Senang dengan tenaga kerja Indonesia karena gak perhitungan, gak neko-neko, gak macem-macem,” kata Menaker saat bertemu dengan Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi dan Asosiasi Penyelanggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) di Tokyo, Jepang, Selasa (29/11/2022).

Kondisi tersebut merupakan peluang yang harus dimanfaatkan dengan baik, yaitu dengan terus menyiapkan pekerja Indonesia, baik hard skill maupun soft skill-nya.

Dalam menempatkan pemagangan maupun pekerja di Jepang, Kemnaker tidak hanya berorientasi pada jumlah atau kuantitas, tetapi juga pada kualitas. Negara yang membutuhkan pekerja Indonesia mengetahui bahwa pekerja Indonesia memiliki kompetensi dan profesional.

“Hulunya kita siapkan dengan baik mulai dari kompetensi bahasa kemudian diperkuat dengan soft skill. Hard skill memang harus kita siapkan, tapi sisi-sisi lain yang menjadi keunggulan pekerja kita juga harus dipertahankan. Saya kira dari awal kita sudah mitigasi apa yang perlu disiapkan,” ucapnya.

Kementerian Ketenagakerjaan memiliki 9 Lompatan Besar yang salah satunya berupa perluasan pasar kerja luar negeri. Melalui program perluasan tersebut, Kemnaker ingin mengubah wajah penempatan pekerja Indonesia di luar negeri yang lebih banyak di sektor informal bergeser ke sektor formal.

Menaker menilai, bahwa kondisi sekarang ini merupakan momentum Indonesia karena sedang kelimpahan penduduk usia produktif.

“Bayangkan dengan jumlah penduduk yang 70 persennya ini usia produktif lalu kita tidak kerja keras untuk memperluas pasar kerja luar negeri pasti nanti persoalan sosial akan muncul. Jepang salah satu negara yang kami yakini akan bisa menempatkan tenaga kerja di Jepang, baik dengan skema pemagangan maupun skema Specified Skilled Workers atau SSW,” imbuhnya.

Menaker mengatakan bahwa pada 2019, Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap penempatan dengan skema SSW bisa mengisi 20% atau 70 ribu dari kebutuhan tenaga kerja khusus di Jepang.

“Jika dilihat data kira-kira dari awal pemagangan ini 98 ribu. Hal itu berarti resources tenaga kerja yang akan geser ke SSW sudah didapatkan dari peserta pemagangan,” ucapnya.[tat]

Related Articles

Back to top button