Kunjungi Phala Martha, Mensos: Perlu Balai Berstandar Internasional

Indonesiaplus.id – Rencana untuk membangun Balai Rehabilitasi Sosial di lingkungan Kementerian Sosial yang Inklusif, Terpadu dan Berstandar Internasional kembali disampaikan oleh Menteri Sosial, Juliari P Batubara.
Kehadiran balai harus menawarkan solusi dan strategi untuk mengembangkan kemampuan penerima pelayanan agar dapat berperan aktif dalam kehidupan masyarakat.
“Balai adalah nyawa Kemensos yang harus menunjukkan performa sebagai service of excellence,” ujar Mensos didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat saat kunjungan ke Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) “Phala Martha” Sukabumi, Selasa (10/03/2020).
Mensos juga mengunjungi Balai Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV (BRSODH) “Kahuripan” dengan fokus pada fasilitas pelayanan balai. Hal ini dianggap perlu sebagai menunjang proses rehabilitasi sosial terutama meningkatkan kemampuan vocasional para penerima manfaat.
“Jadi, kami membantu penerima pelayanan agar mempunyai keterampilan setelah keluar balai, serta mereka mampu memanfaatkannya, ” katanya.
Kemensos hadir melaksanakan rehabilitasi sosial tingkat lanjut bagi Penyandang Disabilitas Mental, meliputi Bantuan Bertujuan (BanTu), Terapi (Terapi Fisik, Psikososial, Spiritual, dan Penghidupan), serta perawatan Sosial dan Dukungan Keluarga.
Hal ini menjadi komponen dari arah baru kebijakan rehabilitasi sosial yaitu, Program Rehabilitasi Sosial 5 Klaster New Platform (PROGRES 5.0 NP).
Salah satu program yang sukses dari para penerima pelayanan Balai “Phala Martha” menjadi mandiri yaitu terapi penghidupan melalui beberapa keterampilan. Mulai dari keterampilan pembuatan telur asin, sumpia, hingga pembuatan keset dari kain perca.
Produk telur asin dan sumpia telah dipasarkan di beberapa kesempatan pameran, kunjungan instansi pemerintah maupun swasta ke balai hingga ke supermarket di daerah Sukabumi.
Balai memberikan praktik belajar kerja ke beberapa tempat sesuai dengan terapi penghidupan yang disediakan, seperti praktik kerja ke industri pengolahan pangan dan perkantoran ataupun jasa pengetikan.
Saat ini, Balai “Phala Martha” di Sukabumi telah membuktikan pelayanan optimal sesuai arahan Mensos dengan mencetak para penerima pelayanan yang telah mandiri setelah menjalankan rehabilitasi di balai.
Dengan salah satunya yang mencengangkan adalah Riska, seorang pengidap skizofrenia yang kini mampu mengumpulkan omset mencapai Rp10 juta per bulan dari hasil penjualan pempek ikan tenggiri, yogurt dan sari lemon.
Ia meretas sukses dari bawah, dengan berjualan keliling sampai kini sudah memiliki kios sendiri di koperasi SMAN 13 Depok. Kesuksesannya terbukti mampu menghapus stigma negatif masyarakat terhadap penyandang disabilitas mental.
Mensos memberikan apresiasi kepada seluruh pegawai di Balai “Phala Martha” di Sukabumi yang telah bekerja secara profesional dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab besar yang dibebankan negara untuk memberikan pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas mental.
Di Balai “Kahuripan”, Mensos kagum dengan hasil karya para penerima pelayanan yang berupa kaos bertuliskan Kemensos Hadir. Seketika Mensos memesan 1000 kaos untuk para pegawai Kemensos.
Selain itu, Mensos sangat menyukai konsep green house yang dibangun oleh Balai dan berharap ini dikembangkan dan semakin banyak tanaman yang dibudidayakan.
Sebelum menutup kegiatan, Mensos dibuat terharu dengan puisi indah yang dibacakan salah seorang penerima pelayanan berisi keinginan bangkit dari keterpurukan, keinginan untuk dilindungi dan dihapuskan stigma negatifn di masyarakat.[mor]