INAPG 2018, Mensos: Wujud Pemenuhan Hak Disabilitas Bidang Olahraga

Rabu, 19 September 2018
Indonesiaplus.id – Penyandang disabilitas memiliki kesempatan sama di segala bidang kehidupan, termasuk olahraga.
Perhelatan Indonesian Asian Para Games Tahun 2018 atau INAPG 2018 diikuti penyandang disabilitas merupakan bagian dari pemenuhan hak-hak tersebut.
“Sama seperti warga Negara Indonesia lainnya, penyandang disabilitas adalah bagian tak terpisahkan dari masyarakat lainnya sehingga mereka hidup tumbuh dan berkembang, serta mempunyai hak dan kewajiban yang sama, ” ujar Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutan tertulisnya pada acara Sosialisasi INAPG 2018 di Kementerian Sosial RI, Jakarta, Rabu (19/09/2018).
Saat ini, kata Agus, terjadi perubahan paradigma penyelenggaraan kesejahteraan sosial dari amal menuju pemenuhan hak. Sehingga, melalui penyelenggaraan kesejahteraan sosial diharapkan setiap penyandang disabilitas bisa berperan aktif sesuai dengan kemampuannya.
“Diperlukan upaya nyata meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas. Satu satunya pemenuhan hak aksesibilitas dan mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial di dalam lembaga, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, maupun masyarakat, ” katanya.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 telah mengamanatkan tentang Penyandang Disabilitas, yang salah satu pasalnya terkait perlindungan dan jaminan hak-hak yang bisa diakses oleh Penyandang Disabilitas di Indonesia.
Pasal 5, ayat (1) huruf j dikatakan bahwa hak keolahragaan. Hal ini diperjelas bagian ke-11 pasal 15 ayat (1) penyandang disabilitas memiliki hak di antaranya; untuk melakukan keolahragaan, hak untuk meningkatkan prestasi dan mengikuti kejuaraan di semua tingkatan, hak untuk memperoleh pelayanan dalam kegiatan keolahragaan, serta beberapa hak keolahragaan yang lainnya.
Perhelatan empat tahunan bagi atlet-atlet penyandang disabilitas itu digelar di Jakarta mulai 6 – 13 Oktober 2018 dikuti sekitar 5.000 atlet dan ofisial dari 41 negara dengan 18 cabang olahraga, serta 556 nomor pertandingan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial, Hartono Laras menyatakan, kementerian Sosial sebelumnya telah menggelar pembekalan dan pelatihan bagi para relawan yang akan mendampingi para atlet. “Kami telah melaksanakan pelatihan bagi 400-an koordinator pendamping penyandang disabilitas yang nanti akan bertugas pada INAPG 2018,” ucap Hartono.
Mensos menambahkan bahwa pelatihan mungkin juga diperlukan bagi awak media yang akan meliput INAPG 2018. “Saya kira ini penting agar para awak media memahami bagaimana meliput saudara kita yang berkebutuhan khusus,” tandasnya.
Pada perhelatan INAPG 2018, kontingen Merah-Putih ditargetkan masuk peringkat tujuh. Setiap pertandingan pasti ada kompetisi, tetapi tuntutan kompetisinya tidak seperti Asian Games 2018 melainkan lebih mengacu pada Asian Para Games Incheon di Korea Selatan.
“Dengan menjadi tuan rumah perhelatan INAPG 2018 ini, saya berharap Indonesia bisa dikenal sebagai bangsa yang ramah terhadap disabilitas, ” harapnya.
Sementara itu, dalam sambutan tertulisnya Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Edi Suharto menandaskan APG 2018 merupakan ajang olahraga khusus atlet dengan disabilitas pertama tingkat Asia yang dihelat di Indonesia.
“Sebagai tuan rumah dipilih Kota Jakarta untuk meneruskan warisan kejayaan dan kesuksesan penyelenggaraan Asian Games pertama di Indonesia pada 1962,” ujar Edi.
Pemerintah dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerima tantangan untuk menyelenggarakan INAPG 2018 dengan semangat olahraga dapat menumbuhkan harapan baru. “Pemerintah berharap penyelenggaraan INAPG 2018 melebihi kesuksesan penyelenggaraan event olahraga terdahulu,” tandasnya.
Sejumlah langkah disiapkan untuk menyukseskan dan memeriahkan perhelatan INAPG 2018, yaitu Kemensos melaunching enam unit Mobil Aksesibilitas dan akan diusahakan ditambah menjadi 10 unit, sosialisasi INAPG 2018 kepada Organisasi Penyandang Disabilitas, LKS Penyandang Disabilitas dan balai/panti di sekitar Jakarta, kementerian/lembaga, pemerintah daerah se-Jabodetabek, SLB se-Jabodetabek, serta blogger dan vlogger 400 orang.
Juga, ditambah pengerahan masa sekitar 2.000-3.000 orang per hari untuk menyaksikan pertandingan. Massa yang didukung 36 lembaga itu disebar ke venue-venue cabang olahraga yang tersedia.
Sedangkan konsep yang diusung adalah Harmoni, mengambarkan keseimbangan dan keharmonisan lingkungan tempat tinggal kita yang dibangun oleh beragam perbedaan di seluruh penjuru Asia dan direpresentasikan pada dunia melalui “The Inspiring Spirit and Energy of Asia.”
Keppres No 2 Tahun 2016 tentang Panitia Nasional Penyelenggara Asian Para Games Tahun 2018, Mensos menjadi Wakil Ketua I dengan tugas: memfasilitasi perekrutan dan penyediaan sukarelawan untuk menjadi pendamping, memfasilitasi transportasi untuk peserta dengan memenuhi persyaratan aksesibilitas.
Termasuk sosialisasi Asian Para Games pada organisasi penyandang disabilitas, monitoring dan evaluasi aksesibilitas yang digunakan, memfasilitasi penyandang disabilitas mengikuti Asian Para Games, serta membantu menkoordinasikan Games Legacy Asia Para Games 2018 dengan menjadikan Indonesia negara ramah disabilitas.[Mor]