RI – Bangladesh Jalin Kerjasama Indo-Pasifik Bidang Ekonomi

Minggu, 28 Januari 2018
Indonesiaplus.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin Indonesia dan Bangladesh sebagai dua negara yang berada di kawasan lingkar Samudera Hindia untuk lebih aktif dalam menggerakkan kerja sama di bidang ekonomi.
“Saya yakin Indonesia dan Bangladesh bisa berkontribusi untuk mewujudkan Kawasan Samudera Hindia yang damai, stabil, dan sejahtera,” ujar Presiden Jokowi pada pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Bangladesh, Sheikh Hashina.
Jokowi menilai bahwa sudah saatnya pula kerja sama di lingkar Samudera Hindia dikaitkan dengan kerjasama di Samudera Pasifik, atau kerja sama Indo-Pasifik.
“Melalui kerja sama ini harus didasarkan rasa saling percaya (confidence building) dan habit of dialogue. Serta dilakukan secara terbuka dan transparan, inklusif dan menghormati hukum internasional,” katanya.
Melalui peran Asosiasi Negara-negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) dalam hal ini dinilai sangat penting dalam upaya membangun sebuah arsitektur kawasan. Indonesia dan Bangladesh merupakan anggota dari organisasi tersebut.
Selain itu, kedua pemimpin juga menyoroti mengenai krisis yang terjadi di Provinsi Rakhine Myanmar. Jokowi menyatakan akan terus bekerjasama dengan Bangladesh menyebarkan ukhuwah Islamiyah serta nilai-nilai toleransi dan perdamaian.
“Juga, kita harus saling membantu dalam memakmurkan umat Islam di seluruh dunia antara lain melalui kerja sama OKI (Organisasi Kerjasama islam),” tandasnya.
Usai pertemuan, Indonesia dan Bangladesh menandatangani lima nota kesepahaman (MoU) dalam berbagai bidang kerjasama, yaitu MoU on Foreign Office Consultation, Joint Communique on the cooperation to Combat IUU Fishing, serta Joint Ministerial Statement on the Launching of the Negotiations for Indonesia-Bangladesh Prefential Trade Agreement.
Juga, MoU antara Bangladesh Power Development Board (BPDB) dan PT Pertamina mengenai Project Integrated Power; dan LoI mengenai kesepakatan suplai gas alam cair dari Pertamina ke Petrobangla.
Dalam pertemuan tersebut Presiden didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Duta Besar RI untuk Bangladesh Rina Soemarno, serta Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri Ferdy Piay.[Fat]