Direktur Jenderal WHO: Saat Ini Eropa Jadi Pusat Pandemi Virus Corona

Indonesiaplus.id – Eropa sekarang menjadi pusat atau episentrum untuk pandemi global virus corona baru, COVID-19. Hal itu dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan memperingatkan tidak mungkin mengetahui kapan wabah akan memuncak.
“Saat ini Eropa menjadi pusat pandemi,” ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers virtual, Jumat dan dikutip Reuters, Sabtu (14/3/2020).
Di seluurh dunia, COVID-19 telah merenggut lebih 5.000 nyawa manusia dan Tedros menyebutnya sebagai “tonggak tragis”. Di mana ada 142.897 kasus COVID-19 dilaporkan di 136 negara sejak muncul pada Desember 2019 di kota Wuhan, China.
Benua Eropa, kata Tedros, sekarang lebih banyak melaporkan kasus infeksi dan kematian daripada gabungan negara-negara di seluruh dunia, selain China.
“Sekarang lebih banyak kasus sekarang dilaporkan setiap hari daripada yang dilaporkan di China pada puncak epidemi,” kata Tedros, merujuk pada jumlah kasus secara global.
Sementara itu, Maria Van Kerkhove memimpin unit penyakit di WHO, mengatakan bahwa tidak mungkin memprediksi bagaimana pandemi akan berkembang.
“Jadi, saya kira tidak mungkin bagi kita untuk mengatakan kapan ini akan mencapai puncaknya secara global. Kami berharap lebih cepat daripada nanti,” ungkapnya.
Dari komentar kedua pejabat tinggi WHO tersebut muncul ketika negara-negara di Eropa dan di seluruh dunia menerapkan langkah-langkah dramatis untuk menghentikan penyebaran virus, termasuk menutup sekolah dan memperketat perbatasan.
Berbagai langkah semacam itu bisa membantu, tetapi menekankan bahwa setiap negara perlu mengambil “pendekatan komprehensif”. “Tidak mengujinya sendiri. Tidak melacak kontak saja. Bukan karantina saja. Bukan menjauhkan sosial saja. Lakukan itu semua,” tandasnya.
Pihaknya menekankan perlunya melakukan lebih banyak mendeteksi, melindungi dan mengobati pasien yang terinfeksi.
Memang tidak bisa melawan virus jika tidak tahu di mana itu. Saya menyerukan kepada negara-negara untuk menemukan, mengisolasi, menguji dan menangani setiap kasus, untuk memutus rantai penularan. “Setiap kasus kami temukan dan membatasi penyebaran penyakit, sehingga jangan biarkan api ini membakar,” katanya.
Di setiap negara yang melihat pengalaman negara lain dengan epidemi besar dan berpikir ‘itu tidak akan terjadi pada kita’ adalah membuat kesalahan yang mematikan.
Sedangkan Michael Ryan mengepalai program kedaruratan WHO, menekankan apa yang disebut berbagai langkah sosial menjauhkan, termasuk melarang pertemuan publik dan penutupan sekolah, “bukan panecea”. dan mereka tidak akan bisa untuk menghentikan ini sendirian,” pungkasnya.[fat]