ECONOMY

Pembukaan Jumat Pagi, Nilai Rupiah Turun Tipis dari Dolar AS

Indonesiaplus.id – Pembukaan perdagangan Jumat (29/5/2020), nilai tukar rupiah mengalami koreksi tipis seiring dengan rebound indeks dolar AS.

Pukul 09.20 WIB, rupiah melemah 0,05 persen atau 7,5 poin menjadi Rp14.722,5 per dolar AS. Sedagkan, indeks dolar AS menguat 0,04 persen atau 0,04 poin menuju 98,423.

Kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mampu memangkas sebagian besar pelemahannya dan berakhir terdepresiasi hanya 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.715 per dolar AS.

Untuk rupiah terpantau sempat melemah lebih dari 50 poin. Sepanjang perdagangan Kamis, rupiah bergerak fluktuatif dalam kisaran 14.715-14.770.

Dampak dari ketegangan Amerika Serikat dan China bisa memanas. Donald Trump akan menggelar konferensi pers untuk membahas China pada Jumat (29/5/2020) waktu setempat.

Menurut Trump pihakna akan mengumumkan kebijakan-kebijakan baru AS tentang China, setelah negeri yang dikomandoi Presiden Xi Jinping ini meloloskan undang-undang keamanan nasional yang membatasi kebebasan di Hong Kong.

Adanya aliran modal asing ke pasar surat berharga negara (SBN) mulai mengalami peningkatan seiring dengan meredanya kepanikan global.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan baha ada aliran modal asing pada minggu pertama bulan Mei mencapai Rp2,97 triliun.

“Kondisi ini membuktikan semakin meredanya kepanikan global karena ada langkah penanganan Covid-19. Inflow mengalami peningkatan,” ujar Perry, Kamis (28//5/2020).

Terkait isu masih seputar pasar saham yang masih mengalami outflow pada minggu kedua Mei sebesar Rp2,72 triliun. Namun, kondisi ini dipengaruhi oleh perkembangan pasar saham global.

Namun sejalan dengan inflow ini, imbal hasil SBN tenor 10 tahun juga mengalami penurunan di pasar sekunder.

“Saat awal April sampai minggu kedua April, yield-nya mencapai 8 persen. 19 Mei, yield SBN 10 tahun 7,76 persen, 26 Mei mencapai 7,22 persen,” ungkap Perry.

Ada faktor penurunan yang disebabkan redanya kepanikan global. Juga, pasar masih melihat imbal hasil Indonesia masih menarik. Sebagai catatan, perbedaan (spread) SBN 10 tahun dan US treasury masih mencapai 6,7 persen.

“Posisi kita lebih menarik dari negara lain, insyaallah membawa aliran modal asing ke depan,” tegas Perry.

BI yakin nilai tukar rupiah ke depannya akan terus mengalami penguatan. “Kami yakin nilai tukar saat ini masih undervalue berpeluang mengalami penguatan.”

Selain itu, BI juga yakin rupiah bisa bergerak ke level harga sebelum Covid-19 yakni Rp14.000 – Rp13.600 per dolar AS.[sal]

Related Articles

Back to top button