Presiden Xi Jinping Isyaratkan Akan Segera Ubah Sumber Ekonomi China

Selasa, 19 Desember 2017
Indonesiaplus.id – Pemerintah China segera mengubah sumber perekonomian negaranya. Diungkapkan hal itu pada konferensi kerja ekonomi pusat tahunan pemimpin partai komunis untuk meninjau kembali kebijakan masa lalu dan merencanakan tahun depan.
Saat ini, lonjakan pertumbuhan tinggi menjadikan ekonomi China terbesar kedua di dunia. Namun menyebabkan polusi parah, limbah merajalela, dan setumpuk utang.
Presiden Xi Jinping mengisyaratkan negara itu bergerak ke arah baru. Disampaikan di depan Kongres Partai Komunis pada Oktober lalu, mereka perlu beralih dari pertumbuhan tinggi ke pembangunan berkualitas tinggi.
Xinhua mengutip, bahwa Xi secara khusus menghilangkan target pertumbuhan ekonomi, saat ia berpidato tiga setengah jamnya kepada para pemimpin partai. Menerapkan pendekatan baru akan menjadi fokus pertemuan tertutup yang diadakan selama tiga hari di Beijing.
Tiga poin penting yang akan dibahas tahun depan seperti membatasi risiko utama, memberantas kemiskinan, dan mengendalikan polusi. Tahun ini China menghentikan kemajuan dalam mengatasi utangnya yang menggelembung, mengurangi kecepatan yang telah diakumulasikan.
Bahkan, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan pada Oktober. Utang tumbuh pada kecepatan berbahaya. Awal bulan ini IMF memperingatkan bank harus meningkatkan modal mereka untuk mencegah risiko terkait utang.
Sebagian besar utang China terkonsentrasi pada perusahaan-perusahaan milik negara yang besar dan berat. Para analis mengatakan, sektor ini memerlukan reformasi jika China dapat menangani risiko keuangan.
“Jika ada masalah keuangan di perusahaan milik negara, itu pasti akan memicu serangkaian risiko keuangan. Utang korporasi merupakan bagian terbesar dari keseluruhan utang China,” ujar ekonom China di Bank Nomura, Wendy Chen.
Presiden Xi telah menunjukkan sedikit tanda akan mendorong reformasi pada perusahaan negara. Dia hanya menyiratkan perusahaan milik negara harus lebih kuat, lebih baik, dan lebih besar. Perusahaan milik negara sebagai tulang punggung ekonomi sosialis China yang spesial.
Sedangkan untuk jalan lain menekan polusi udara sudah menunjukkan tanda-tanda meredam pertumbuhan ekonomi. Data resmi pekan lalu menunjukkan, output industri melambat pada November karena pihak berwenang di beberapa kota di utara telah memaksa pabrik baja dan peleburan untuk memangkas produksi menjadi setengahnya.
Pemangkasan industri dan langkah-langkah untuk mengalihkan negara ke energi terbarukan dinilai memiliki dampak berarti bagi pertumbuhan.
Dalam catatan baru-baru ini, ekonom Capital Econommics Jualian Evans-Pritchard memperkirakan, tindakan keras terhadap polusi akan memangkas hampir setengah persen dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk kuartal terakhir tahun ini dan awal 2018.[Fat]