Anak Muda Harus Aktif Bangun Harmoni Kehidupan Damai

Kamis, 26 Januari 2017
Indonesiaplus.id – Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kerja sama Kementerian Sosial dengan jajaran Polri sudah terjalin cukup lama. Salah satunya, dalam penanganan orang-orang yang dideportasi dari Turki.
“Sudah lama, tak hanya tahun ini tapi sejak 2015, misalnya dalam penanganan orang-orang yang dideportasi dari Turki setelah di BAP oleh polisi lalu dibawa ke rumah perlindungan untuk menjalani rehabilitasi sosial, ” ujar Mensos usai menjadi pembicara Diskusi Panel Eksternal II, “Intoleransi dan Konflik Sosial,” Rapim Polri di Jakarta, Kamis (26/1/2017).
Tahun ini, kata Mensos, sejak beberapa hari terakhir dan malam tadi pun masih ada kiriman baru orang-orang yang dilimpahkan setelah di BAP lalu dikirim ke rumah perlindungan Kemensos di Bambu Apus, Jakarta Timur.
“Dari kemarin hingga tadi malam sudah ada empat orang baru yang dikirim dari kepolisian ke rumah perlindungan di Bambu Apus, Jakarta Timur, ” ucapnya.
Rumah perlindungan sosial merupakan tempat untuk layanan rehabilitasi yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, tenaga ahli, program rehabilitasi bagi anak, perempuan, serta bisa untuk suami.
“Di sana, tidak hanya menyediakan layanan untuk rehabilitasi, juga sampai pada proses pemulangan orang-orang yang telah menjalani proses rehabilitasi sosial ke daerah asal mereka,” katanya.
Dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) Penanggulangan Bencana, disebutkan bahwa penanggulangan bencana alam maupun sosial merupakan cluster dari Kemensos.
“Jadi, RAN penanggulangan bencana merupakan cluster dari Kemensos, terutama pada masa tanggap daruat bersama Polri. Untuk proses psikososial terapi dilakukan Kemensos yang dibantu para relawan, ” katanya.
Saat ini, yang banyak terkomunikasikan sangat intensif adalah terkait dengan para korban perdagangan orang yang kemudian melibatkan anak-anak dan perempun.
Sementara itu, untuk menangkal tindak kekerasan dan kejahatan, Kemensos telah menerjunkan tim Sakti Peksos ke sekolah-sekolah tingkat SMA/SMK/Aliyah, termasuk terkait dengan pelaksaan pilkada serentak.
“Sebanyak 856 tim Sakti Peksos sudah terlatih diterjunkan ke sekolah-sekolah tingkat SMA/SMK/Aliyah. Intinya, mengajak mereka untuk tidak terlibat tindak kekeraskan dan kejahatan, termasuk melalui program teman sebaya agar mereka tidak merasa didoktrin ataupun digurui, ” terangnya.
Melalui format-format tersebut, sebagai salah satu upaya untuk membangun kehidupan yang harmonis dan agar tidak melakukan tindak kekerasan dan kejahatan, juga semua pihak diajak berperan aktif menciptakan kedamaian.
“Anak-anak muda harus diajak untuk membangun harmoni di tengah masyarakat. Kami memiliki concern pada segmen anak-anak muda seusia mereka, karena kami memiliki resources dan di Jakarta program berjalan dengan baik walaupun kurang terpublikasi, ” katanya.
Untuk menjaga agar tetap bisa berkomunikasi dengan baik, Mensos menjadi anggota dari grup sakti peksos, sekaligus sering memberikan masukan dan apresiasi terhadap kinerja dari para personel sakti peksos di lapangan.
“Saya sendiri aktif berkomunikasi dengan grup sakti peksos, terkadang kasih masukan dan memberikan apresiasi terhadap kinerja mereka dengan symbol jempol, ” tegasnya.[Hmd]