STKIP Muhammadiyah Gagas Pelestarian Bahasa Dayak Sampit

Senin, 2 Juli 2018
Indonesiaplus.id – Seiring makin berkurangnya penutur bahasa Dayak Sampit di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, dalam kondisi kritis.
Kampanye terhadap pelestarian bahasa tersebut pun digencarkan. “Jangan sampai bahasa Sampit punah. Kami mengajak seluruh masyarakat untuk ikut melestarikan bahasa Sampit dengan menggunakannya dalam percakapan sehari-hari,” ujar anggota DPRD Kotawaringin Timur Dadang H Syamsu di Sampit, Minggu (1/7/2018).
Selama ini, kata Dadang , dikenal sebagai salah satu orang yang gencar mengampanyekan pelestarian bahasa Sampit. Dalam keseharian ia bercakap dengan bahasa Sampit baik secara lisan maupun menulis di akun media sosial.
Kalangan muda kurang berminat menggunakan bahasa Sampit. Sejauh ini, masyarakat yang masih banyak menggunakan bahasa Sampit di antaranya di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Baamang, Seranau, Cempaga, Kotabesi dan sekitarnya.
“Jika tidak dilakukan konservasi atau pelestarian, Bahasa Sampit dikhawatirkan akan punah,” katanya.
Dia mengapresiasi munculnya gerakan konservasi bahasa Sampit, khususnya yang digagas Sekolah Tinggi Keguruan dan ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Sampit bekerja sama dengan Kecamatan Baamang dan pihak lain.
Dadang pun dengan senang hati bergabung mengampanyekan pelestarian bahasa Sampit. Melalui akun media sosial pribadinya, ia membuat video singkat berisi tantangan menyebutkan tujuh nama benda menggunakan bahasa Sampit.
Pada akhir tayangan, dia menyebutkan nama orang lain yang ditantang membuat video serupa yakni menyebutkan tujuh benda dalam bahasa Sampit.
Tak pelak, dukungan pelestarian bahasa Sampit terus bergulir dengan cepat di media sosial. Sejumlah tokoh beramai-ramai membuat video singkat berisi ajakan kepada masyarakat untuk ikut melestarikan bahasa Sampit.
Misalnya, Siti Fauziah merupakan general manager salah satu perusahaan media di Sampit. Melalui video singkatnya, Fauziah menyerukan kepada masyarakat untuk melestarikan bahasa Sampit dengan kembali menuturkan bahasa ini dalam pergaulan sehari-hari.
Hal sama dilakukan Bupati Supian Hadi yang ikut membuat video singkat kampanye pelestarian bahasa Dayak Sampit. Menurut dia, bahasa merupakan salah satu kekayaan yang harus terus dilestarikan bersama.
“Tentu saja, Pemda sangat mendukung pelestarian bahasa Dayak Sampit karena merupakan salah satu identitas daerah. Kami mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama ikut melestarikan bahasa Dayak Sampit,” ajak Supian.
Apresiasi terobosan yang dilakukan STKIP Muhammadiyah Sampit dalam upaya konservasi bahasa Dayak Sampit melalui program “Uluh Tabela Paduli Basa Itah”.
Bekerja sama dengan Pemerintah Kecamatan Baamang. Masyarakat bisa mengikuti pelatihannya bahasa Dayak Sampit yang dilaksanakan setiap hari Minggu di aula kantor Kecamatan Baamang.
Pemda melalui Dinas Pendidikan juga terus berupaya melestarikan bahasa Sampit. Bahkan, Dinas Pendidikan sudah menerbitkan sejumlah buku muatan lokal, salah satunya bahasa Sampit.[Mor]