HUMANITIES

Selamatkan Warisan Jaap Kunst untuk Studi Etnomusikologi RI

Senin, 5 November 2018

Indonesiaplus.id – Untuk penyelamatan dan pemanfaatan karya Jaap Kunst, Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT).

Dengan DKT yang mengusung tema “Penyelamatan dan Pemanfaatan Warisan Jaap Kunst untuk Perkembangan Etnomusikologi Nusantara”.

Kegiatan digagas untuk mencari kemungkinan dan menentukan langkah penyelamatan warisan Jaap Kunst. Sebab, ia seorang sarjana hukum yang menaruh perhatian pada perkembangan musik etnik pada masa Kolonial Belanda.

Diskusi digelar pada 1 November 2018, pukul 09.00 WIB hingga 13.00 WIB bertempat di Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Provinsi DI Yogyakarta yang dibuka secara resmi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan.

Dipandu oleh Dr Sri Margana, Kepala Departemen Sejarah Universitas Gadjah Mada (UGM). Hadir para pembicara, Ibu Nusi Lisabila Estudianti, Kepala Bidang Pengkajian dan Pengumpulan Museum Nasional; Dr Barbara Titus dari University of Amsterdam; dan Dr Citra Aryandari dari Institut Seni Indonesia-ISI Yogyakarta.

Dihadiri 70 peserta dari Direktorat sejarah, Museum Nasional, perwakilan Direktorat Kepercayaan dan Tradisi) dan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) DIY.

Juga hadir dari UGM, Dinas Kebudayaan DIY, ISI Yogyakarta, ISI Surakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Museum Sonobudoyo, guru seni dan para pakar di bidang etnomusikologi, serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang memililki concern terhadap kajian etnomusikologi.

Ibu Nusi dalam paparannya berbagi pengalaman saat berupaya mengumpulkan berbagai warisan Jaap Kunst, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar negeri sejak 2004.

Hingga 2008, ia berhasil mengungkap kode-kode inventaris yang tertera pada alat musik warisan Jaap Kunst yang berada di Museum Nasional.

Ada titik terang penelusuran, kembali terlihat usai ditemukannya 1.236 piringan hitam, 129 glass positive Jaap Kunst, serta 627 silinder lilin.

“Bahkan, beberapa di antara warisan Jaap Kunst tersebut dalam kondisi yang sangat memperihatinkan, ” katanya.

Pencarian warisan Jaap Kunst tidak berhenti di tanah air, tetapi dirintis juga di Belanda. Seperti yang dilakukan Dr Barbara Titus, Dr Sri Margana, dan Dr Citra Aryandari yang berhasil menemukan karya Jaap Kunst di beberapa lokasi, seperti di Phonogrammarchiv Berlin, Depot Tropenmuseum Amsterdam, Arsip Beeld & Geluid Hilversum, serta di Universitas Amsterdam.

Berbagai bahan ditemukan dalam jumlah ratusan di berbagai media, antara lain silinder lilin, salinan tape (kaset) dari silinder lilin yang hilang, piring hitam, film, dan foto.

Juga, ada beberapa wariasan seperti bahan ajar studi musik, surat-surat, catatan perjalanan, dan beberapa peninggalan bendawi lainnya.

Upaya konservasi mendesak untuk segera dilakukan demi menyelamatkan warisan Jaap Kunst yang masih tersebar, sehingga pengkajian bisa dilakukan komprehensif untuk studi etnomusikologi dan sejarah seni di Indonesia.

Selanjutnya, untuk proses penyelamatan dan pemanfaatan perlu melibatkan berbagai elemen, baik pemerintah, universitas maupun para pakar sejarah dan seni.

Usai DKT digelar akan dilakukan inventarisir berbagai koleksi Jaap Kunst yang berada di Jakarta dan Amsterdam, lalu disajikan dalam eksibisi dan publikasi katalog dari berbagai koleksi Jaap Kunst tersebut.[mor]

Related Articles

Back to top button