HUMANITIES

Bukan Beban: Lansia Berdaya, Aktif dan Mandiri Merupakan Aset Berharga Bagi Bangsa*

Indonesiaplus.id – Pemberdayaan lanjut usia (lansia) telah menjadi topik yang semakin penting dalam beberapa tahun terakhir, terutama di tengah perubahan demografis yang signifikan. Di Indonesia, peningkatan usia harapan hidup mengakibatkan jumlah lansia yang terus bertambah.

Salah satunya di Desa Kertaharja di Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menunjukkan bahwa lansia tak hanya dapat menjadi penerima manfaat dari program sosial, tetapi juga agen perubahan yang aktif dan mandiri.

Tulisan ini mengeksplorasi bagaimana pemberdayaan lansia di Desa tersebut yang dapat menjadi inspirasi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi lansia lainnya di tanah air.

Desa Kertaharja memiliki jumlah penduduk lansia cukup signifikan. Di desa ini, lansia umumnya menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan, rendahnya partisipasi sosial, serta pandangan masyarakat yang seringkali menganggap mereka sebagai beban. Namun, potensi yang dimiliki oleh lansia sangat besar jika diberdayakan dengan baik.

Potensi lansia yang ada di kertaharja memunculkan adanya satu gagasan terbentuknya Tim Kerja Masyarakat Peduli Lanjut Usia (TKM) Peduli Lanjut Usia Barokah yang merupakan salah satu elemen kunci dalam keberhasilan pemberdayaan lansia di Desa Kertaharja. Tim ini tidak hanya berperan sebagai fasilitator kegiatan, tetapi juga sebagai penyemangat dan pembina bagi para lansia dalam menjalani kehidupan yang lebih aktif dan mandiri. Berikut adalah beberapa upaya utama yang dilakukan oleh tim ini:

Pertama, menginisiasi program dan kegiatan
Tim Kerja Masyarakat (TKM) Peduli Lanjut Usia Barokah bertanggung jawab atas inisiasi dan perencanaan program pemberdayaan lansia di Desa Kertaharja. Tim ini secara aktif merancang kegiatan yang relevan dan bermanfaat, seperti pelatihan keterampilan, kegiatan sosial, dan edukasi kesehatan.

Kedua, pelaksanaan kegiatan
Tim melaksanakan langsung berbagai kegiatan yang telah direncanakan, memastikan setiap kegiatan berjalan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi para lansia, baik dalam aspek pengetahuan maupun keterampilan.

Ketiga, pendampingan dan pembinaan
TKM Peduli Lanjut Usia Barokah memberikan pendampingan dan pembinaan bagi para lansia. Mereka berperan sebagai mentor yang memotivasi, dukungan, dan arahan dalam mengembangkan potensi dan kemandirian lansia.

Keempat, membangun jaringan sosial
Tim ini aktif membangun jaringan sosial antara para lansia dan anggota masyarakat lainnya. Mereka mengorganisir acara sekaligus memperkuat hubungan antar-lansia serta memfasilitasi interaksi positif dengan generasi muda dan komunitas sekitar.

Kelima, mengadvokasi dan perubahan persepsi
TKM Peduli Lanjut Usia Barokah, juga berperan dalam advokasi untuk meningkatkan pemahaman dan penghargaan masyarakat terhadap peran dan kontribusi lansia. Mereka berupaya mengubah persepsi negatif menjadi apresiasi terhadap potensi dan pengalaman yang dimiliki oleh lansia.

Keenam, monitoring dan evaluasi
Tim ini melakukan monitoring dan evaluasi terhadap berbagai program yang telah dilaksanakan. Mereka mengumpulkan data, mengevaluasi dampak kegiatan, dan memberikan masukan untuk perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Dengan upaya-upaya ini, TKM Peduli Lanjut Usia Barokah telah berhasil memberdayakan lansia di Desa Kertaharja, menjadikan mereka lebih aktif, mandiri, dan dihargai oleh masyarakat.

Dengan kontribusi yang komprehensif dari TKM Peduli Lanjut Usia Barokah, pemberdayaan lansia di Desa Kertaharja telah berkembang menjadi sebuah gerakan sosial yang signifikan. Program ini tidak hanya rutin dijalankan, tetapi juga secara aktif memberdayakan dan menghargai kontribusi lansia dalam masyarakat.

Melalui pendekatan yang inklusif dan partisipatif, TKM Peduli Lanjut Usia Barokah membantu menciptakan lingkungan yang ramah lansia. Upaya mereka memberikan inspirasi bagi desa-desa lain untuk mengikuti jejak serupa. Pemberdayaan lansia di Desa Kertaharja berfokus pada mengubah persepsi masyarakat dan memberdayakan lansia melalui berbagai program, termasuk edukasi, pelatihan keterampilan, dan aktivitas sosial.

Melalui inisiatif ini, lansia di Desa Kertaharja dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna, aktif, dan mandiri. Gerakan ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup para lansia, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan solidaritas di dalam komunitas. Desa Kertaharja telah membuktikan bahwa dengan dukungan dan pemberdayaan yang tepat, lansia dapat terus berkontribusi secara positif dan menjadi agen perubahan di masyarakat.

Desa Kertaharja telah mengadopsi metode pemberdayaan lansia dengan pendekatan partisipatif yang melibatkan para lansia secara langsung dalam berbagai kegiatan yang dirancang khusus untuk mereka. Beberapa metode yang digunakan antara lain:

Pelatihan Keterampilan
Para lansia di Desa Kertaharja diberikan pelatihan yang mencakup berbagai bidang seperti kerajinan tangan, pertanian, dan pengelolaan usaha kecil. Program ini bertujuan untuk memberikan keterampilan praktis yang dapat meningkatkan kemandirian ekonomi para lansia.

Kegiatan Sosial
Digelar berbagai kegaitan, seperti kelompok senam lansia yang diadakan secara rutin, bertujuan guna meningkatkan partisipasi sosial dan kesejahteraan psikologis lansia. Aktivitas ini juga memperkuat jaringan sosial di antara lansia serta dengan anggota masyarakat lainnya.

Edukasi Kesehatan
Model ynag dilaksanakan berupa ceramah, lokakarya, dan konsultasi kesehatan. Program ini mencakup topik kesehatan, nutrisi, dan pencegahan penyakit, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan lansia tentang kesehatan mereka sendiri sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat.

Dukungan Keluarga dan Masyarakat
Program ini mendorong anggota keluarga dan masyarakat untuk lebih menghargai dan mendukung lansia dalam aktivitas sehari-hari mereka.Melalui pendekatan yang inklusif ini, lansia di Desa Kertaharja dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna, aktif, dan mandiri, serta memberikan inspirasi bagi komunitas lainnya dalam upaya pemberdayaan lansia.

Adapun upaya pemberdayaan lansia di Desa Kertaharja telah membawa berbagai dampak positif, baik bagi para lansia maupun masyarakat sekitar. Berikut adalah beberapa hasil dan dampaknya:

Peningkatan Kemandirian Ekonomi
Lansia yang mengikuti pelatihan keterampilan kini mampu menghasilkan produk bernilai ekonomi, seperti kerajinan tangan dan produk pertanian. Ini tidak hanya meningkatkan kemandirian ekonomi mereka tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian desa.

Meningkatkan Partisipasi Sosial
Kegiatan sosial yang diadakan telah berhasil meningkatkan partisipasi sosial lansia. Mereka menjadi lebih aktif dalam berbagai kegiatan komunitas, yang membantu mengurangi rasa kesepian dan meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka.

Peningkatan Kesehatan dan Kebugaran
Edukasi kesehatan dan kegiatan fisik seperti senam lansia telah membantu meningkatkan kesehatan dan kebugaran para lansia. Mereka menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang cara melakukannya.

Perubahan Persepsi Masyarakat
Melalui program ini, masyarakat di Desa Kertaharja mulai melihat lansia bukan sebagai beban, tetapi sebagai individu yang memiliki potensi dan kontribusi berharga bagi komunitas. Perubahan persepsi ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan suportif bagi lansia.

Dengan berbagai dampak positif ini, pemberdayaan lansia di Desa Kertaharja telah membuktikan bahwa dengan dukungan yang tepat, lansia dapat terus berkontribusi dan menjalani kehidupan yang lebih aktif dan bermakna.

Namun, dalam upaya memberdayakan lansia, Desa Kertaharja menghadapi berbagai tantangan yang memberikan pelajaran berharga untuk program serupa di tempat lain. Berikut adalah beberapa tantangan utama dan pelajaran yang dipetik:

Keterbatasan Sumber Daya
Keterbatasan sumber daya, baik finansial maupun manusia, merupakan salah satu tantangan utama. Mengatasi keterbatasan ini memerlukan kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan sektor swasta.

Resistensi Perubahan
Sebagian masyarakat dan lansia sendiri awalnya mungkin merasa ragu atau enggan untuk terlibat dalam program pemberdayaan. Mengatasi resistensi ini memerlukan pendekatan yang persuasif dan inklusif, serta memberikan contoh nyata dari keberhasilan program.

Keberlanjutan Program
Memastikan keberlanjutan program setelah dukungan awal berakhir adalah tantangan lain. Ini memerlukan perencanaan yang matang dan strategi untuk membuat program dapat berjalan secara mandiri, misalnya melalui pembentukan koperasi lansia.

Pengukuran Dampak
Mengukur dampak jangka panjang dari program pemberdayaan memerlukan metode evaluasi yang efektif. Pengumpulan data yang konsisten dan analisis yang mendalam sangat penting untuk memahami keberhasilan dan area yang perlu ditingkatkan.

Dengan menghadapi berbagai tantangan ini, Desa Kertaharja telah mendapatkan banyak pelajaran berharga yang dapat diaplikasikan di program-program serupa di daerah lain, menjadikan upaya pemberdayaan lansia lebih efektif dan berkelanjutan.

Pemberdayaan lansia di Desa Kertaharja, telah membuktikan bahwa dengan pendekatan yang tepat, lansia dapat menjadi individu yang aktif, mandiri, dan berkontribusi signifikan bagi masyarakat. Melalui pelatihan keterampilan, kegiatan sosial, edukasi kesehatan, serta dukungan dari keluarga dan masyarakat, lansia di desa ini mampu menjalani kehidupan yang lebih bermakna.

Perubahan positif yang terjadi tidak hanya dirasakan oleh lansia, tetapi juga oleh masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat mulai melihat lansia sebagai aset berharga. Tantangan yang dihadapi selama proses pemberdayaan memberikan pelajaran penting untuk pengembangan program serupa di desa-desa lain.

Dengan terus mengembangkan dan memperluas program pemberdayaan lansia, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan suportif bagi lansia di seluruh Indonesia. Harapan ke depan adalah agar setiap lansia dapat menikmati kehidupan yang aktif, mandiri, dan dihargai oleh masyarakat sekitarnya.

Kerjasama dengan mahasiswi program Doktoral Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dalam Program Pendidikan Masyarakat telah membuka pemahaman masyarakat lokal tentang pentingnya mengubah paradigma mengenai lanjut usia. Lansia bukanlah beban, melainkan aset berharga yang dapat memberikan kontribusi positif bagi keluarga dan masyarakat.

Pendidikan masyarakat ini tidak hanya memberikan pemahaman baru, tetapi juga mengungkap potensi yang dimiliki oleh lansia. Dengan demikian, pemberdayaan lansia di Desa Kertaharja tidak sekadar memberikan keterampilan baru atau peluang ekonomi, tetapi juga mengubah persepsi dan sikap masyarakat terhadap lansia.


Rosilawati, Mahasiswa Program Doktoral Prodi Pendidikan Masyarakat FIP UPI Bandung, Dosen Politeknik kesejahteraan Sosial Bandung Prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial.

Related Articles

Back to top button