GLOBAL

Lawatan Sejarah Daerah Dorong Guru Melek Sejarah Lokal

Senin, 5 Maret 2018

Indonesiaplus.id – Para siswa sudah mendapatkan pengetahuan sejarah berdasarkan kurikulum dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Terdapat dua mata pelajaran sejarah wajib dan peminatan. Mata pelajaran wajib diisi materi sejarah nasional. Sedangkan mata pelajaran sejarah peminatan bisa diisi pengayaan sejarah lokal.

Berdasarkan kondisi di atas, diperlukan kegiatan Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) 2018 yang dilaksanakan oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Tujuan kegiatan Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) adalah agar melek sejarah. Kata melek itu luar biasa, artinya kita melihat dan mengetahui dengan jelas, ” ujar Direktur Sejarah Dra Triana Wulandari MSi di Ballroom Hotel Grand Sawit Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (5/3/2018) malam.

Mendikbud, kata Triana, pernah mengatakan ‘ajarkanlah terlebih dahulu sejarah lokal baru kemudian sejarah nasional’. Bagaimana kita memahami sejarah lokal kalau kita hanya mempelajari tentang sejarah nasional.

“Tentu saja, kita tidak akan tahu peristiwa sejarah lokal yang ada di sekitar kita. Sedangkan, di sekitar kita terdapat sejarah-sejarah kecil yang harus kita ketahui dan pahami, ” katanya.

Ke depan, jika bertemu kegiatan Laseda Nasional maka akan ditanya tentang peristiwa-peristiwa sejarah lokal yang ada di wilayah masing-masing.

Sejarah tidak akan lepas dari tempat, peristiwa, tokoh, dan waktu. Sehingga perlu ditelusuri tentang peristiwa-peristiwa lokal tersebut agar melek sejarah lokal

“Melek tidak hanya berarti menghafal, akan tetapi harus kritis terhadap sejarah lokal, ” ucapnya.
Pada acara pembukaan turut hadir Kabid. Kebudayaan Drs. H. Deslan Nispayani, M.Si. mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur.

“Kalimantan Timur memiliki catatan penting dalam sejarah Bangsa. Salah satunya, kerajaan Kutai mempunyai peninggalan budaya dan sejarah yang banyak disimpan di Museum Mulawarman Tenggarong. Di mana tempat itu merupakan istana Kesultanan Kutai Kartanegara yang dibangun oleh Belanda pada 1932, ” katanya.

Juga, ada peristiwa heroik perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia yang bertempat di Sanga-Sanga pada 27 Januari 1947 yang dikenal sebagai dengan peristiwa ‘Merah Putih’.

Dengan mengikuti kegiatan Laseda ini, yaitu mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Kalimantan Timur, para siswa dan guru pendamping diharapkan akan mendapatkan pengetahuan tentang sejarah lokal.

Usai mengikuti kegitan Laseda tersebut, nantinya akan ada manfaat yang dapat disosialisasikan kepada pelajar-pelajar lain di sekolah masing-masing.

“Kami menyampaikan penghargaan sebesar-besarnya kepada narasumber, BPNB Kalimantan Barat, BPCB Kalimantan Timur yang sudah menyelenggarakan kegiatan Laseda, ” ujarnya.

Dinas Kebudayaan Kalimantan Timur baru berumur 2 tahun. Selanjutnya masih dalam proses pengembangan kebudayaan dan telah banyak terbantu oleh instansi BPNB Kalimantan Barat dan BPCB Kalimantan Timur.[Mor]

Related Articles

Back to top button