Seiring Musim Panas, Harga Minyak Brent Dijual USD68,6 Per Barel

Indonesiaplus.id – Pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, harga minyak menguat seiring meningkatnya permintaan karena musim mengemudi di musim panas pada belahan bumi utara.
Pasar minyak juga bereaksi atas pencabutan pembatasan wilayah karena virus corona yang kemungkinan Iran kembali ke pasar dan menyebabkan kelebihan pasokan.
Usai naik lebih dari 5% dalam dua sesi sebelumnya, kontrak minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli naik 19 sen atau 0,3% menjadi USD68,65 per barel.
Untuk minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) naik dua sen menjadi ditutup pada USD66,07 per barel.
Ada faktor lain mendukung harga minyak mentah yaitu penurunan dolar AS ke level terendah dalam 19 pekan terakhir terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, investor khawatiran terhadap laju inflasi surut.
Sedangkan, Dolar melemah membuat harga mata uang lainnya lebih murah membeli komoditas dengan harga dolar, seperti minyak.
Naiknya harga minyak dibatasi karena pasar menunggu laporan mingguan terkait persediaan minyak AS yang diperkirakan turun 1,1 juta barel pekan lalu.
Berdasarkan data perdagangan dari American Petroleum Institute (API) akan dirilis pada pukul 16.30 waktu setempat (20.30 GMT) diikuti oleh laporan pemerintah pada Rabu pagi waktu setempat.
“Tetap harga minyak di level tinggi karena musim puncak untuk permintaan minyak mendekat dan karena pembatasan dicabut di sebagian besar Eropa dan Amerika Serikat,” ujar Analis Pasar Minyak Rystad Energy, Louise Dickson, Rabu (26/5/2021).
Di bagian Eropa dan Amerika Serikat mencatat lebih sedikit infeksi dan kematian akibat Covid-19, menjadikan pemerintah memutuskan untuk melonggarkan pembatasan wilayah.
Kendati di wilayah seperti India atau pengimpor minyak terbesar ketiga di dunia, tingkat infeksi masih tinggi. Negosiasi tidak langsung antara Amerika Serikat dan Iran akan dilanjutkan di Wina minggu ini.
Upaya pembicaraan dihidupkan kembali usai Teheran dan badan nuklir PBB memperpanjang perjanjian pemantauan tentang program atom negara Timur Tengah itu.
Menurut analis bahwa Iran bisa menyediakan sekitar satu juta hingga dua juta barel per hari (bph) dalam pasokan minyak tambahan jika kesepakatan tercapai dan sanksi-sanksi dicabut.
“Kondisi harga minyak mentah dalam situasi menunggu dan melihat sampai putaran kelima negosiasi menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran usai,” ungkap Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.[tat]