Tren Masa Depan, Mensos Juliari Minta Poltekesos Jadi Kampus Hijau

Indonesiaplus.id – Kampus masa depan harus mengarah dan berwawasan hijau yang mampu mengatasi masalah sosial bercirikan pemberdayaan dan menciptakan lingkungan ramah, mudah dan berekspektasi serta membangun daya tahan dan daya juang sasaran yang diberdayakan.
“Keberadaan kampus tidak melulu berwawasan keilmuan. Ide menantang untuk sebuah upaya membangun kampus environmental friendly, yaitu kampus yang mampu merecovery persoalan persoalan sosial menjadi sesuatu bernilai kembali, ” ujar Menteri Sosial Juliari P Batubara sasat diskusi santai dengan jajaran akademika Poltekesos Bandung bertajuk Pekerjaan Sosial Berwawasan Ekologis (Green Social Work), Rabu (5/8/2020).
Pada saat masalah sosial muncul di ruang publik, akan selalu berfokus pada kementerian sosial yang dijadikan sebagai tempat pengharapan masyarakat yang mengalami masalah sosial untuk diselesaikan.
“Ini peluang sekaligus tantangan bagi pekerja sosial agar mampu menciptakan pola dan cara menyelesaikan masalah yang berujung pada make somebody happy and make somebody strong. Jelas, ini adalah ranah tugas dari keilmuan pekerjaan sosial, ” tandas Juliari.
Lalu, bagaimana mendaur ulang atau recycle suatu persoalan sosial menjadi sebuah kekuatan sosial yang menguatkan citra diri, harkat dan martabat.
Saat ini, pasar dunia melihat hal ini sebagai sebuah keniscayaan. Tapi, bagaimana menciptakan pekerja sosial profesional berwawasan lingkungan? Bagaimana melahirkan lulusan sarjana pekerjaan sosial berwawasan lingkungan?
“Para insan akademik harus menciptakan penyelesaian masalah yang ramah secara psiko-sosial dan ramah secara ekologis, ” harap Mensos Juliari.
Terkait kesehatan sosial dan kesehatan lingkungan akan menjadi obat mujarab dalam membangun daya tahan dan daya juang warga yang mengalami masalah sosial. Maka, warga akan tahu, mau, dan bisa cara mengatasi masalah dan menyelesaikan masalah.
Juga, masa depan kampus itu adalah yang memiliki banyak ruang bernuansa eksperimen, less light, more natural light, more fresh space, zero waste. Kampus harus diciptakan untuk mendukung pada aktualisasi dan eksistensi penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana diamanatkan undang undang kesejahteraan sosial (integrated campus).
“Saya kira Poltekesos bisa meningkatkan value Kemensos sebagai pemilik Poltekesos dan value lulusannya. Poltekesos menjadi melting pot (cawan peleburan) yang melahirkan berbagai resep implementatif pemecahan masalah sosial yang menjadi tugas pokok Kemensos, ” harap Mensos Juliari.
Selain itu, Kampus harus berisi instrumen yang mampu mendidik para mahsiswanya mampu dan terampil dalam mengatasi dan menyelesaikan 26 permasalahan sosial dan menguatkan 7 potensi sosial.
Tren ke depan adalah green social work sebagai keilmuan yang ramah pola, ramah cara, ramah teknik. Mendidik dan melatih mahasiswa yang berwawasan kebangsaan serta berwawasan pada lingkungan.
Diskusi diikuti seluruh civitas academika Poltekesos Bandung dan undangan yang berjalan sangat dinamis dan menarik, karena ada tantangan menciptakan cara-cara baru dalam mengatasi problem bangsa, khususnya dalam hal kesejahteraan sosial.
Pada akhir sesi, Mensos Juliari berpesan agar Poltekesos Bandung segera membuat platform atau road map baru untuk penyelengaraan pendidikan berwawasan kebangsaan, lingkungan yang ramah.
Memang, Poltekesos Bandung ada diferensiasi baik dalam hal science, technology, maupun spiritualnya dengan kampus lainnya yang sejenis.[mor]